.

Hasbunallaahu wa ni`mal Wakiil La Haula Walaa Quwwata Illaa Billaah

Sabtu, 30 November 2013

Segelas Air Sebanding Dengan Sejuta Pound

Penulis terkenal kebangsaan Mesir yang bernamaMustafa Amin, dimana beliau adalah salah satu yang dijebloskan ke dalam penjaradi masa pemerintahan Gamal Abdul Naser pada tahun 1965, menceritakan kisahnyasaat berada di dalam penjara.
Ia berkata, “Di antara bentuk penganiayaan yangditetapkan pemerintah pada saat itu adalah melarang penghuni penjara makan danminum. Larangan untuk makan sangatlah menyakitkan, walaupun masih memungkinkanuntuk bertahan, akan tetapi haus adalah siksaan yang tidak mungkin bisaditanggung, khususnya di bulan-bulan musim panas dengan derajat panas yangtinggi sekali
Selain itu saya mempunyai penyakit gula, yang mengharuskan saya banyak minum.Di hari pertama pelarangan ini, saya masuk kamar kecil, di sana sayamendapatkan tempat air yang berisi air untuk istinja’, kemudian saya minum airtersebut sampai habis, dan sebagai ganti untuk istinja’, saya gunakan tissutoilet. Dengan semakin bertambahnya rasa hausku, saya terpaksa minum airkencing. Sampai di hari ketiga, saya tidak mendapatkan air kencing untuk sayaminum.
Saya sangat haus, saya merasakan siksaan yangsangat pedih. Kemudian, saya berjalan-jalan di dalam sel saya sehingga nampakseperti orang gila. Lidah dan tenggorokan saya kering. Terkadang saya menundukke lantai dengan harapan semoga sipir penjara terlupa dan menyisakan setetesair ketika mereka mengepel lantai!!
Setelah itu saya merasakan bahwa saya hampirbinasa, dalam kondisi seperti itu saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan,saya kuras pikiranku, sampai saya terhuyung-huyung, ketika itu aku malihatbahwa pintu sel dibuka dengan perlahan-lahan, dan dalam kegelapan sayaperhatikan ada tangan seseorang mengulurkan segelas air dingin. Sayatergoncang, terbayang seolah-olah aku telah gila? Aku mulai melihat bayanganorang itu, ah … tidak mungkin ini air … ini hanyalah fatamorgana. Kemudian,saya ulurkan tangan dan saya benar-benar menyentuh gelas tersebut, ternyatasedingin es. Saya melihat pembawa gelas tadi meletakkan jarinya di atasbibirnya, seolah-olah ia berkata kepada saya, ‘Janganlah kamu bicara’.
Saya minum air tersebut, akan tetapi ia sangatberbeda dengan air yang pernah saya minum selama ini, ia adalah air yang palingnikmat yang pernah saya minum di dalam kehidupan saya sebelumnya. Kalauseandainya pada waktu itu aku memegang uang satu juta pound (junaih), niscayaaku berikan kepada sipir yang tidak kukenal ini.
Minum air segelas tersebut membuat ruh sayaseakan kembali ke tubuh dan tidak perlu lagi makan karena kenyang. Bahkan,lebih dari itu, aku merasa tidak perlu dikeluarkan dari penjara. Saya merasakankebahagiaan yang belum pernaha saya rasakan selama hidup saya, semua itudisebabkan segelas air yang dingin.
Setelah itu, sipir pergi dengan cepat sepertikedatangannya tadi dan menutup pintu sel dengan perlahan. Saya melihat bayangansipir, ia adalah pemuda yang berkulit coklat dan berbadan pendek. Akan tetapi,saya merasakan ia seperti malaikat. Saya melihat langsung pertolongan ALlah disel penjara.
Hari yang penuh siksaan terus berjalan, tanpapernah lagi melihat sipir yang tidak saya kenal itu. Kemudian, saya dipindahkanke ruangan penyiksaan di lantai dasar penjara. Setiap hari melihat sipir yangtidak saya kenal itu berdiri di hadapan saya. Ketika itu saya hanya berdua.Saya bertanya dengan perlahan-lahan kepadanya, ‘Kenapa engkau lakukan perbuatanitu? Kalau mereka mengetahuinya tentu memecatmu’.
Dengan menyunggingkan senyum, ia menjawab, ‘Hanyamemecat saya!? Bahkan, mereka akan membunuh saya dengan menembakkan senjata?’
Saya bertanya, ‘Apa yang membuatmu melakukan hal yang berbahaya itu?
Ia menjawab, ‘Sesungguhnya saya mengenal anda,namun anda tidak mengenal saya. Kira-kira 9 tahun yang lalu, seorang petanidari Giza mengirim surat kepada anda, yang isinya menceritakan bahwa ia adalahseorang petani yang tinggal di sebuah perkampungan, dalam hidupnya ia sangatmenginginkan membeli seekor sapi. Akan tetapi, setelah 6 bulan sapi yangberhasil dibelinya tersebut mati. Beberapa bulan setelah itu, yakni padamalam-malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan, tiba-tiba pintu rumah yang sempitkepunyaan petani itu diketuk, dan datanglah utusan dari harian koran anda,Akhbarul Yaum, sambil memegang tali yang mengikat seekor sapi di belakangnya.Ketika itu koran harian Akbarul Yaum selalu mewujudkan beratus-ratus impianpara pembacanya di malam-malam Lailatul Qadar di setiap tahunnya’.
Sipir itu terdiam sebentar, kemudian ia berkata,‘Petani yang telah Anda kirimi seekor sapi kepadanya 9 tahun yang lalu adalahayahku’.
Bukankah telah aku katakan kepada kalian tadibahwa pertolongan Allah menyertaiku saat aku di dalam sel penjara?!
Demikianlah perbuatan baik yang telah dilakukanseorang penulis sejak 9 tahun yang lalu terhadap seorang petani telahmembuahkan hasil dan bisa menyelamatkan hidup sang penulis (dengan izin AllahSubhanahu wa Ta’ala). Segelas air di saat-saat ujian yang berat sekali lebihberharga dan lebih nikmat dari segala yang ada didunia.
Oleh karena itu, jadikanlah dalam beramal ikhlassemata-mata karena Allah Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa menolonghamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya. Menginfakkan harta dijalan kebaikan, pasti akan mendapatkan balasan walaupun setelah lama berlalumasanya. Terkadang balasan perbuatan baik itu akan berlipat ganda. AllahSubhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-baqarah: 272, yangartinya:
“Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan(di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Janganlah kamumembelanjakan sesuatu, melainkan karena mencari keridhaan Allah. Apa saja hartayang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup,sedang kamu sedikit pun tidak akan dianiaya (dirugikan). ”


Sumber: Bila Amal Dibayar Kontan (Terjemahan:Kama Tadinu Tudanu, pengarang Sayyid Abdullah Sayyid Abdurrahman Ar-Rifa’i AbuHasyim).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar